Sabtu, 07 April 2018

Analisa Pekerjaan Pasangan 1/2 Bata

Mungkin Anda saat ini sedang merencanakan akan membangun rumah dengan menggunakan material dinding bata merah. Ada baiknya sebelumnya anda dapat menghitung kebutuhan bahan material dan upah kerja yang diperlukan untuk rumah anda tersebut.
Coba perhatikan kedua gambar ini untuk kita hitung berapa kebutuhan bahan material dan upah kerjanya.
PASANGAN DINDING BATA MERAH

DENAH GUDANG UKURAN 4 x 4 M

Bahan material untuk membuat pasangan dinding bata merah belum termasuk plesteran dan acian diperlukan bahan material utama : bata merah ukuran 10 x 20 x 5 cm, semen, dan pasir, dan dibutuhkan tenaga kerja: tukang dan kernet (pekerja).
Untuk menghitung RAB pasangan dinding bata merah untuk contoh bangunan gudang di atas yang berukuran 4 x 4 meter, perlu kita kerjakan:
  1. menghitung luas pasangan
  2. membuat list harga satuan bahan yang digunakan
  3. menghitung RAB menggunakan analisa harga satuan pekerjaan pasangan
Menghitung luas pasangan
  • Luas pasangan = {(keliling bangunan gudang) x (tinggi dinding)} – {(luas tiang kolom)+(luas balok beton)+(luas kusen pintu)+(luas kusen jendela)}
  • keliling bangunan gudang = 4 x 4 m = 16 m
  • tinggi dinding = 3 m
  • luas tiang kolom = 4 x 0,4 x 3 m = 4,8 m2
  • luas balok beton di atas pasangan dinding = 16 x 0,2 m = 3,2 m2
  • luas kusen pintu = 0,9 x 2,15 = 1,9 m2
  • luas kusen jendela = 2 x 0,5 x 0,8 = 0,8 m2
Jadi luas pasangan = {(16) x (3)} – {(4,8)+(3,2)+(1,9)+(0,8)}=48 – 10,7 m2 = 37,3 m2
Membuat list harga satuan
  • 1 bh bata merah uk 10 x 20 x 5 cm = Rp.900,-
  • 1 kg semen = (Rp.60.000)/40 kg = Rp.1.500,-
  • 1 m3 pasir pasang = (Rp.600.0000,-)/3 m3(per truk) = Rp. 200.000,-
  • 1 OH pekerja = Rp. 70.000,-
  • 1 OH tukang batu = Rp. 90.000,-
Menghitung RAB menggunakan Analisa
1 m2 pasangan bata merah 20 x 10 x 5 cm dengan adukan 1 semen : 5 pasir membutuhkan :
  • 70 Bh Bata Merah
  • 14,37 Kg Semen
  • 0,04 M3 Pasir Pasang
  • 0,32 OH Pekerja
  • 0,1 OH Tukang Batu
Dikalikan dengan Luas pasangan (37,3 m2), hasilnya sbb:
  • Bata Merah : 37,3 x 70 bh = 2,611 Bh  x Rp. 900,- = Rp. 2,349,900
  • Semen: 37,3 x 14,37 Kg =536 Kg (=13 Zak)   x Rp. 1.500,- = Rp. 804,002
  • Pasir Pasang: 37,3 x 0,04 M3= 1.49 m3  x Rp. 200.000,-  = Rp. 298,400
  • Pekerja: 37,3 x 0,32 OH= 11.94 OH  x Rp. 70.000,-  = Rp. 835,520
  • Tukang Batu: 37,3 x 0,1= 3.73 OH   x Rp. 90.000,- = Rp. 335,700
  • Total biaya pemasangan dinding gudang = 4,623,522
Itulah cara menghitung kebutuhan bahan material dan upah kerja  pekerjaan pemasangan dinding bata merah menggunakan adukan 1 semen : 5 pasir.

Contoh kasus:
Ketebalan pasangan bata, setengah bata (10 cm), satu bata (20 cm), dst. pasangan setengah bata apabila sudah diplester kanan kiri ketebalannya menjadi kurang lebih 15 cm. Dinding tembok rumah pada umumnya menggunakan pasangan setengah bata yang diperkuat oleh sloof dan tiang kolom beton bertulang.
Untuk pasangan dinding bata merah tebal setengah bata diperlukan sekitar 70 buah bata merah, dan 0,038 m3 adukan (campuran 1 semen : 6 pasir). Untuk  038 m3 adukan diperlukan 0,023 m3 pasir ayak dan 0,152 zak semen (@ 50 kg).
Jika luas dinding tembok rumah anda yang mau dipasang bata merah ada 500 m2, maka diperlukan bahan-bahan sebagai berikut :
  • Bata merah = 500 x 70 bh = 35000 bh
  • Pasir ayak = 500 x 0,023 m3 = 11,50 m3
  • Semen (50 kg) = 500 x 0,150 zak = 37,5 zak
Untuk mengetahui nilai uangnya silahkan hitung sendiri.
Estimasi tersebut di atas merupakan hitungan minimal berdasarkan pengalaman langsung penulis, dan pedoman ini hanya untuk keperluan individu yang ingin mengetahui kebutuhan bahan secara pasti, bukan untuk keperluan bisnis (pekerjaan borongan). Semoga bermanfaat.. dan sampai jumpa dengan materi praktis lainnya.

Memasang Dinding Bata Merah

Aturan Pemasangan

Dengan aturan pemasangan batu merah kita menghubungkan
batu merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang
juga dapat menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak
merupakan satu garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut.
Siar vertikal pada umumnya kita pilih sebesar 1 cm dan siar horisontal
setebal 1,5 cm.

Cara pemasangan batu bata adalah: sebelum pemasangan
pemasangan perlu dibasahi lebih dahulu atau direndam sebentar di dalam
air. Sesudah lapisan pertama pada lantai atau pondasi dipasang, maka
disiapkan papan mistar yang menentukan tinggi lapisan masing-masing,
sehingga dapat diatur seragam.

Kemudian untuk lapisan kedua dan yang
berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada
dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horisontal dan pada batu merah
yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertikal. Sekarang batu merah
dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai
batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar
yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk
batu merah berikutnya. Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu
merah yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan.

Kualitas batu merah di Indonesia umumnya kurang baik dan sering
kurang keras dan padat, tidak seperti batu merah yang dibuat di Eropa dan
sebagainya. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar dan cara pembuatan yang
masih sering sangat sederhana.

Karena itu, untuk menambah keawetan
terhadap pengaruh-pengaruh iklim, maka terutama dinding batu merah
dengan tebal 11 cm atau 11,5 cm (karena tipisnya dinding terlalu lemah
untuk menahan gaya tekan vertikal dan gaya horisontal atau gaya gempa)
diperkuat dengan rangka yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang
setiap luas tembok 12.00 m2. Kolom beton bertulang ini selalu dipasang di
sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding, dan pada jarak 3,00 m,
seperti juga terlihat pada gambar berikut:




  • ·         Pasangan bata merupakan bagian dari proses pembangunan berupa  pembatas antar ruangan, pasangan bata dapat juga disebut sebagai bagian  pengisi atau bagian dari rangka bangunan.
  • ·         Pasangan bata dikerjakan bersama-sama dengan pasangan kusen  pintu atau kusen jendela sesuai dengan gambar rencana, dan juga yang harus diperhatikan mengenai perletakan dari kolom-kolom praktis, yang berfungsi sebagai perkuatan dari dinding bata yang dipasang.
  • ·         Posisi perletakan kolom-kolom praktis ditempatkan pada sudut-sudut ruangan, prinsipnya dinding pasangan bata harus ada dipasangakan kolom praktis sejarak 3-4 m atau dalam 12m2 harus dipasangakan sebagai  perkuatan pasangan batanya.
  • ·         Kolom praktis merupakan tiang dari besi yang dicor dengan adukan 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr biasanya ditulis dengan 4d12  atau empat batang besi  berdiameter 12 mm dengan cincin/ sengkang d8 mm sejarak 20cm – 25 cm.
  • ·         Fungsi stek agar diperhatikan dan dilaksanakan darik kolom-kolom yang berdiri supaya disiapkan sebelumnya pada jarak-jarak tertentu sehingga setelah dicor kolom-kolom tersebut sudah terpasangakan stek perkuatan itu  pada dinding batu bata, jadi kolom praktis sebagai pengaku pasangan dinding  batu bata.
  • ·         Kolom praktis tidak sama fungsinya dengan kolom konstruksi, kaerna kolom konstruksi berfungsi menahan beban bangunan dan menyalurkan kebawah sampai ke posisi beton sloof dan pondasi batu kalinya.
  • ·         Pasangan dinding batu bata ada beberapa macam, dapat disebutkan sebagai berikut;

a.       Pasangan dinding bata 1/2 batu.
b.      Pasangan dinding bata 1 batu
c.       Pasangan dinding bata 1,5 batu
d.      Pasangan dinding bata 2 batu
·         Pasangan dinding batu bata dipasang atau disusun dengan perekat atau adukan/spesi 1 Pc: 4 Ps artinya dengan perbandingan adukan satu dolak semen, dicampur dengan empat dolak pasir ditambahkan air secukupnya sehingga menjadi adukan yang siap pakai.
·         Dalam pasangan dinding bata, kita kenal dengan sebutan siar tegak dan siar mendatar, untuk siar tegak kondisi bata disusun keatas atau vertikal dengan posisi & bata, jadi siar tegak 1 Pc:4 Ps harus kelihatan dipasang zig-zag dan alur siar tegak tidak boleh lurus kebawah.
·         Hubungan antara kolom praktis dan pasangan dinding  bata dalam pelaksanaannya harus bersama-sama artinya pasangan dinding  bata, jika sudah mencapai ketinggian 1m, harus segera kolom praktisnya dicor supaya ada perkuatan untuk memegang pasangan batu batanya. Jadi  pengecoran kolom praktis boleh bertahap.



Jumat, 06 April 2018

Konstruksi Bangunan Sloof


Sloof kadang juga disebut dengan Tie Beam, atau Grade Beam. Semua wujudnya sama, tapi fungsi utamanya aja yang beda-beda.
Sloof adalah salah satu elemen yang penting di sebuah struktur bangunan gedung maupun non-gedung. Sloof adalah balok yang berada di tanah, baik itu di dalam tanah, atau muncul di permukaan tanah, yang jelas ngga melayang di atas tanah. Kalo udah melayang sudah bukan sloof namanya.
Jadi, syarat wujud sloof itu adalah:
  • berada di tanah (makanya kadang disebut juga Grade Beam (Grade = tanah yang sudah diratakan dan dipadatkan)
  • menghubungkan antara satu pondasi dengan pondasi yang lain, atau
  • menghubungkan antara satu sloof dengan sloof yang lain
Sloof yang menghubungkan antara satu pondasi dengan pondasi yang lain itulah yang disebut Tie Beam (balok pengikat), karena fungsinya adalah untuk memberi ikatan antar pondasi.

Fungsi Sloof
Pertama, sama kayak balok pada umumnya, sloof berfungsi sebagai “penerima beban” di atasnya, dan menyalurkan ke ujung-ujungnya.
Kalo pada sistem “suspended slab” atau slab yang dicor menyatu dengan sloof, maka sloof berfungsi menyalurkan beban dari pelat (slab) ke ujung-ujung sloof, baik itu ke sloof lain, atau langsung ke pondasi.
Untuk sistem “slab on ground” atau “slab on grade” atau slab yang langsung bertumpu di atas tanah, biasanya sloof hanya memikul beban-beban tertentu saja, yang paling sering adalah dinding bata atau partisi berat lainnya.
Kedua, sloof yang menghubungkan antar pondasi, berfungsi sebagai pengikat (ties) antara satu pondasi dengan pondasi yang lain. Kenapa harus diikat? Agar posisi pondasi akan selalu relatif tetap terhadap pondasi yang lain, terutama pada arah horizontal. Karena mengikat ke arah horizontal, maka fungsi ini akan lebih terasa ketika terjadi gempa, atau beban lateral lainnya.
Waktu gempa misalnya, ngga cuma struktur atas, pondasi juga ada kecenderungan untuk bergerak, apalagi kalau tanahnya sangat jelek. Kalo ngga diikat, masing-masing pondasi bisa bergerak bebas ke mana-mana. Mungkin ada 1 pondasi bergeser 1 cm ke kiri, tapi pondasi di sebelahnya bergeser 0.5 cm ke kanan. Walaupun kecil, perbedaan pergeseran ini sangat besar pengaruhnya ke struktur atas. Nah… biar pergerakannya seragam ke arah horizontal, tiap-tiap pondasi ini harus diikat oleh sloof (dalam kasus ini namanya adalah Tie Beam).
Karena harus menjaga posisi pondasi agar selalu tetap, tentu ada beban aksial (tarik dan tekan) yang harus dipikul oleh si Tie Beam ini. Sampai tulisan ini dibuat, kami selama ini belum cek ke standar dan code manapun, jadi masih pake ilmu leluhur yang bilang besarnya beban tarik yang dipikul oleh si Tie Beam, kira-kira sama dengan 5% dari beban grafitasi maksimum yang dipikul oleh pondasi di salah satu ujung sloof. Misalnya salah satu pondasi punya beban maksimum 80 ton (800 kN), maka Tie Beam-nya paling ngga harus punya tulangan yang bisa menahan tarik sebesar 0.05 x 80 = 4 ton (40 kN).
Ngga cuma pada saat gempa, di kondisi tanah yang kurang stabil – misalnya lereng atau slope – sloof mempunyai fungsi yang sama, untuk mencegah potensi kerusakan yang sangat parah pada struktur atas pada saat terjadi pergeseran pada tanah.
Ketiga, ngga jarang juga sloof ini “dimanfaatkan” untuk mengurangi ukuran pondasi, khusunya untuk pondasi yang didesain memikul beban momen yang cukup besar.
Momen pada pondasi bisa menyebabkan peningkatan tegangan pada tanah. Mungkin tanahnya cukup kuat waktu memikul beban gravitasi saja (tanpa momen, atau momen yang sangat kecil). Tapi, sewaktu ada beban lateral, dan memang tumpuan alias pondasi sudah didesain sebagai tumpuan jepit, adanya momen bisa menambah tegangan pada tanah, dan mungkin saja melebihi batas ijin atau bahkan batas ultimatenya.
Sloof bisa didesain untuk “menyerap” sebagian momen tersebut. Ngga perlu semuanya, tergantung kebutuhan saja. Semakin besar ukuran sloof, semakin besar momen yang bisa dia serap. Dan tentu saja… detail penulangannya harus benar, terutama pada bagian ujung-ujung sloof (sambungan ke dasar kolom).
Pada kasus ini, memang ngga gampang analisisnya. Ngga sekedar dimodelkan di software, trus Run, trus ambil hasilnya – reaksi tumpuan, dll – trus desain. Perlu sedikit judgement , tapi mohon maaf belum bisa dibahas di sini, agak panjang. Intinya, sloof – kalo didesain dengan tepat – berguna untuk mengurangi beban – khususnya momen – pada pondasi.

Analisa Pekerjaan Pasangan Batu kali 1:5 untuk acuan pembuatan RAP Project

Image result for analisa pekerjaan pondasi batu kali

Analisa Pekerjaan Pasangan Batu kali 1:5 untuk acuan pembuatan RAP Project

Dalam membuat penawaran RAB suatu proyek (khususnya proyek pemerintah) biasanya dipakai analisa RAB seperti ini (ini saya ambil pada salah satu penawaran proyek pemerintah di singaraja) :
        PASANGAN BATU KALI 1 : 5




Koef RAB
sat
Uraian
Harga Satuan
Harga Upah
harga bahan
Total Harga

      1.300
M3
Batu Pasang
171,300.00
                       -
222,690.00
222,690.00

   136.00
Kg
Semen Gresik ( 50 kg )
1,286.00
                        -
174,896.00
174,896.00

      0.544
M3
Pasir Pasang
178,300.00
                        -
96,995.20
96,995.20

      0.750
OH
Tukang Batu
80,000.00
60,000.00
                        -
60,000.00

      0.075
OH
Kepala Tukang Batu
85,000.00
6,375.00
                        -
6,375.00

      1.500
OH
Pekerja
50,000.00
75,000.00
                        -
75,000.00

      0.075
OH
Mandor
70,000.00
5,250.00
                        -
5,250.00





146,625.00
494,581.20
641,206.20














Biasanya dalam pembuatan RAB diperlukan  data yang akurat mengenai harga material,sebab harga material disetiap daerah berbeda- beda, Upah ongkos pasang batu kali, Sebab upah disetiap daerah juga berbeda- beda tergantung UMR dari masing- masing daerah.Setelah didapat harga baik upah maupun material baru kita melangkah kepembuatan RAB seperti table diatas.
Setelah Pembuatan RAB selesai dan kita menjadi  pemenang tender,hehehehe,baru kita olah data RAB tersebut menjadi analisa RAP,seperti dibawah ini :
        PASANGAN BATU KALI 1 : 5




Koef RAB
sat
Uraian
Harga Satuan
Harga Upah
harga bahan
Total Harga
      1.200
M3
Batu Pasang
171,300.00
                       -
205,560.00
205,560.00
   100.00
Kg
Semen Gresik ( 50 kg )
1,286.00
                        -
128,600.00
128,600.00
      0.520
M3
Pasir Pasang
178,300.00
                        -
92,716.00
92,716.00
      1.000
OH
Upah pas.pondasi batu kali
120,000.00
120,000.00
                        -
120,000.00




120,000.00
426,876.00
546,876.00

Ini acuan kita untuk mengadakan negosiasi terhadap subkon,pada umumnya dibali harga sub.pasangan batu kali (harga kemandor) berkisar antara Rp.380.000,00 sampai dengan Rp. 450.000,00 (akhir tahun 2014).
Semoga bermanfaat.

Pondasi Cakar Ayam

Konstruksi cakar ayam dalam istilah dari wikipedia adalah salah satu metode rekayasa teknik dalam pembuatan pondasi bangunan. Teknik konstruksi cakar ayam memungkinkan pembangunan struktur pada tanah lunak seperti rawa-rawa. Metode ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada 1961. Konstruksi cakar ayam terdiri dari pelat tipis yang didukung oleh pipa-pipa (cakar) yang tertanam pada bagian bawah pelat. Hubungan antara pipa-pipa dengan pelat beton dibuat monolit. Kerjasama sistem meliputi antara pelat–cakar–tanah yang menciptakan pelat yang lebih kaku dan lebih tahan terhadap beban dan pengaruh penurunan yang tidak seragam.
Pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang yang relatif tipis yang didukung oleh buis-buis beton bertulang yang dipasang vertikal dan disatukan secara monolit dengan plat beton pada jarak 200–250 cm. Tebal pelat beton berkisar antara 10–20 cm, sedang pipa-buis beton bertulang berdiameter 120 cm, tebal 8 cm dan panjang berkisar 150–250 cm. Buis-buis beton ini gunanya untuk pengaku pelat. Dalam mendukung beban bangunan, pelat buis beton dan tanah yang terkurung di dalam pondasi bekerja sama, sehingga menciptakan suatu sistem komposit yang di dalam cara bekerjanya secara keseluruhan akan identik dengan pondasi rakit ralft foundation.
Mekanisme sistem podasi cakar alam dalam memikul beban dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut: Bila diatas pelat bekerja beban titik, maka beban tersebut membuat pelat melendut. Lendutan ini menyebabkan buis-buis cakar ayam berotasi. Hasil pengamatan pada model menunjukkan rotasi cakar terbesar adalah pada cakar yang terletak di dekat beban. Rotasi cakar memobilisasi tekanan tanah lateral di belakang cakar-ayam dan merupakan momen yang melawan lendutan pelat. Dengan demikian, cara mengurangi lendutan pelat, semakin besar momen lawan cakar untuk melawan lendutan maka semakin besar reduksi lendutan. Momen lawan cakar dipengaruhi oleh dimensi cakar dan kondisi kepadatan (kuat geser) tanah disekitar cakar,yaitu semakin panjang (dan juga lebar) cakar, maka semakin besar momen lawan terhadap lendutan pelat yang dapat diperoleh.
Banyak bangunan yang telah menggunakan sistem yang di ciptakan oleh Prof Sedijatmo ini, antara lain: ratusan menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang dengan bentangan 64 m di Jakarta dan Surabaya, antara runway dan taxi way serta apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di Surabaya, kolam renang dan tribune di Samarinda, jalan tol palembang-indralaya, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota.
Sistem pondasi cakar ayam ini telah pula dikenal di banyak negara, bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 40 negara, yaitu: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, India, RRC, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Arab Saudi, Bahrain, Srilanka, Brazil, Qatar, Uni Soviet, Burma, Mesir, Afrika Selatan, Portugal, Spanyol, Argentina, Cile, Australia, Brunei Darussalam, Selandia Baru, Maroko, Jerman Barat, Jerman Timur, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman Barat, Belanda; dan Denmark.
Untuk membangun sebuah hunian, langkah pertama yang dilakukan ialah pemasangan pondasi, bangunan yang kuat karena pondasinya juga kuat, maka dari itu pemasangan pondasi adalah hal yang sangat penting dan mesti dpertimbangkan secara matang-matang. Nah berbicara mengenai pondasi rumah, ulasan kali ini kami juga ingin membahas tentang tips dan cara memasang pondasi cakar ayam. Melihat informasi dari berbagai media, pondasi cakar ayam ini termasuk salah satu pertahan yang paling kuattehnik pengecoran yang tepat serta pengaturan tata letak pondasi yang pas mampu memberi kekokohan tersendiri untuk pondasi cakar ayam. Pondasi cakar ayam memang lebih dikenal di kota-kota besar seperti jakarta, dan sekitarnya.
Untuk memasang pondasi cakar ayam memang ada beberapa hal yang mesti dipertimbangkan salah satunya adalah kedalaman tanah yang akan di cor. Jika dilihat dari konstruksinya, pondasi cakar ayam dibuat dengan plat beton, busi beton dan juga dikombinasi dengan monolit. Kedalam pemasangan pondasi cakar ayam pastinya akan memperkuat kontruksi bangunan, terlebih penggunaan materialnya juga menggunakan bahan baku yang memiliki kekuatan lebih seperti benton, besi beton, dan lain sebagainya. Kedalaman dari pondasi cakar ayam ini umumnya berkisar 2mx1.5m bersama dengan lebar plat 100cm x 80cm x 60cm.
cara-memasang-pondasi-cakar-ayam-yang-benar-agar-kuat
Memasang pondasi cakar ayam juga menggunakan diameter besi yang memang umum digunakan 16mm ulir serta 13mm uliur dan begel besi 8mm. Detail kolom keatas menggunakan besi 16mm yang sangat presisi di pojokan serta besi 13mm buat mengisi di bagian tengah. Disamping itu biasanya menggunakan besi 12mm dalam jarak begel 15m. Artinya Semakin besar ukuran diameter besi tentu akan semakin rapat jarak begel dan pastinya lebih kuat. Tips membangun pondasi cakar ayam berikutnya adalah dengan semakin banyaknya memakai campuran semen dalam pondasi tersebut, karena semakin banyak semen maka campuran material akan lebih rekat dan pastinya lebih kokoh.


Kamis, 05 April 2018

Jenis-Jenis Pondasi dan Fungsinya


Mengenal Jenis dan Macam-Macam Pondasi "Dalam & Dangkal"

Pengertian Pondasi


Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur/bangunan (sub structure) yang berfungsi meneruskan beban secara merata dari bagian atas struktur/bangunan (upper structure) kelapisan tanah yang berada di bagian bawahnya tanpa mengakibatkan Keruntuhan tanah, dan Penurunan (settlement) tanah/pondasi yang berlebihan.

Pondasi umumnya dibuat menjadi satu kesatuan dasar struktur bangunan yang kuat, pada bagian bawah konstruksi. 

Dalam perencanaan pondasi untuk suatu struktur/bangunan dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan pondasi dapat ditentukan berdasarkan fungsi bangunan atau beban yang nantinya akan dipikul oleh pondasi tersebut. Selain besarnya beban, kondisi/keadaan tanah dimana bangunan tersebut berdiri dan faktor ekonomi harus juga dipertimbangkan. 

Keberadaaan pondasi sangat penting dalam kontruksi yang direncanakan, mengingat pondasi merupakan bagian terbawah dari bangunan yang berfungsi mendukung beban bangunan dan meneruskan beban bangunan itu. baik itu beban mati, beban hidup dan beban gempa (ke tanah atau batuan yang berada dibawahnya). Bentuk pondasi tergantung dari macam bangunan yang akan dibangun dan keadaan tanah untuk tempat pondasi yang akan diletakkan, biasanya pondasi berada pada tanah yang keras. 

Agar bangunan dapat berdiri dengan stabil dan tidak timbul penurunan yang terlalu besar, maka pondasi bangunan harus mencapai lapisan tanah yang cukup padat. Untuk mengetahui letak/kedalaman lapisan tanah padat dan kapasitas daya dukung tanah yang sesuai standar bangunan pondasi, maka perlu penyelidikan mekanika tanah yang meliputi penyelidikan di lapangan (lokasi rencana bangunan baru) dan penelitian di laboratorium.

Penyelidikan lapangan yang paling umum dilaksanakan adalah : 

1. Pemboran (Drilling) 
Pemboran merupakan bagian yang penting dari penyelidikan tanah, dari pemboran dapat diketahui lapisan-lapisan tanah di bawah lokasi rencana bangunan, dari ruang bor (boreholes) dapat diperoleh contoh: tanah yang diperlukan untuk penyelidikan tanah yang selanjutnya dilakukan dilaboratorium Mekanika Tanah. 

2. Pengambilan contoh bahan tanah 
Pengambilan contoh bahan tanah dilakukan untuk mengetahui contoh tanah tidak terusik dan contoh tanah terusik. 

a. Contoh tanah tidak terusik 

Contoh tanah tidak terusik adalah contoh tanah yang masih menunjukkan sifat asli (alamiah dari tanah di tempat asalnya, jadi belum mengalami perubahan struktur, kepadatan/ikatan antar butir tanah, kadar air atau susunan kimianya. 

Contoh tanah tidak terusik dari tanah kohesif sangat berguna untuk penelitian kekuatan (kuat geser atau kohesi), kompresibilitas dan permeabilitas, tiga sifat teknik yang penting untuk perencanaan pondasi. 

b. Contoh tanah terusik 

Contoh tanah terusik adalah contoh tanah yang diambil tanpa mempertahankan sifat-sifat asli tanah, biasanya hanya digunakan untuk penelitian/analisa distribusi ukuran butiran, batas atterberg (batas cair dan index plastisitas), klasifikasi tanah dan pengujian pemadatan laboratorium. 

3. Pengujian penetrasi 

Pengujian penetrasi yang dilaksanakan dapat dibagi menjadi pengujian penetrasi statis dan pengujian penetrasi dinamis. 

a. Pengujian penetrasi statis 

Pengujian penetrasi statis yang umum dilaksanakan di Indonesia dengan menggunakan alat sondir (Ducth Static Penetrometer). Cara kerjanya dengan ujung alat sondir yang berupa konus ditekan masuk ke dalam tanah, gaya yang digunakan untuk menekan konus sondir ke bawah diukur dengan suatu alat pengukur tekanan (manometer gauge) yang menunjukkan nilai ketahanan konus dalam kg/cm2, nilai tahanan konus sondir yang terbaca pada manometer yang menunjukkan kepadatan relative dari lapisan tanah yang ada. 

b. Pengujian penetrasi dinamis 

Pengujian penetrasi dinamis banyak dilakukan di Amerika Serikat dan terkenal dengan sebutan SPT (Standard Penetration Test, prinsip cara kerjanya adalah tabung slinder, contoh standar (Standard split spoon sampler) dipukul masuk ke dalam tanah menggunakan alat penumbuk seberat 140 pound (63,5 kg) yang dijatuhkan dari ketinggian 30 inchi (76 cm), dan dihitung dari banyaknya pukulan yang diperlukan untuk menumbuk masuk tabung slinder sedalam 1 foot (30,5 cm)yang ditentukan sebagai nilai N dengan satuan pukulan /kaki (blows per foot) 

Pengujian penetrasi statis sesuai digunakan di Indonesia dengan kondisi lapisan tanah pasir/lanau/lempung lunak (soft to medium stiff), dan hasil pengujian penetrasi statis (sondir) biasanya lebih tepat dibandingkan hasil pengujian dinamis SPT.

MACAM-MACAM PONDASI


Pondasi bangunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam, tergantung dari letak tanah kerasnya dan perbandingan kedalaman lebar pondasi. Pondasi dangkal kedalamannya kurang atau sama dengan lebar pondasi (D≤B) dan dapat digunakan jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari permukaan tanah.

Pondasi dapat digolongkan berdasarkan kemungkinan besar beban yang harus dipikul oleh pondasi.

Jenis & Macam-Macam Pondasi


1. Pondasi dangkal

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung. Pondasi dangkal disebut pondasi langsung , pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relative dekat dengan permukaan tanah.

Saat ini masih sulit bagi kita untuk mendefinisikan pondasi dangkal, karena sangat tergantung dari masing-masing ahli tanahyang menginterpretasikan. Sebagai contoh Tarzaghi mendefinisikan pondasi dangkal sebagai berikut:
  • Apabila kedalam fondasi lebih kecil atau sama dengan lebar fondasi, maka fondasi tersebut bisa dikatakan sebagai fondasi dangkal.
  • Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur pondasi ke tanah dibawahnya berupa lapisan penyangga (bearing stratum) lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi.
Stabilitas dari suatu pondasi dangkal bisa kita tentukan dengan banyak cara dan stabilitas ini ditentukan oleh beberapa faktor :

a. Kapasitas daya dukung tanah (bearing capacity)

Yaitu daya dukung tanah dimana konstruksi diletakkan kapasitas daya dukung ini sangat ditentukan oleh:
- Jenis pondasi dangkal : Meliputi bentuk pondasi, dimensi, dan kedalaman pondasi.
- Sifat-sifat tanah Yaitu sifat-sifat tanah dimana pondasi dangkal diletakkan dan terutama yang erat kaitannya dengan karakteristik indeks dan karakteristik struktur tanah yang meliputi antara lain :
· γ (berat volume tanah)
· c (cohesi tanah)
· ϕ (sudut geser tanah)

b. penurunan (settlement)

Penurunan yang terjadi pada struktur pondasi dangkal yang terjadi akibat beban struktur yang dipikul oleh pondasi tersebut, dalam perhitungannya dikenal :

- Penurunan seketika (immediate settlement)  yaitu penurunan diakibatkan oleh elastisitas tanah 
- Penurunan konsolidasi (consolidation settlement) yaitu penurunan yang diakibatkan peristiwa konsolidasi atau peristiwa keluarnya air dari ruang pori partikel tanah.

Jika dilihat dari bentuk penurunannya maka penurunan bisa dibedakan menjadi dua yaitu :
- Penurunan seragam (uniform), penurunan yang terjadi Stotpenurunan yang disyaratkan Syrt.
- Penurunan tak seragam (non uniformStot < Syrt.s <s yrt

Dengan melihat kriteria stabilitas dari suatu pondasi dangkal maka didalam perancangan dua kriteria tersebut perlu diperhatikan dan harus selalu memenuhi persyaratan selain memenuhi persyaratan terhadap factor keamanan.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pondasi dangkal harus memenuhi keadaan-keadaan sebagai berikut:
1. Kapasitas daya dukung batas Qult > tegangan kontak yang diakibatkan oleh beban luar 
2. Penurunan pondasi yang terjadi < penurunan disyaratkan 
3. Struktur secara keseluruhan harus stabil dalam arah vertikal, horinzal dan terhadap guling


Jenis-Jenis Pondasi Dangkal

a. Pondasi telapak


Pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom atau pondasi yang mendukung bangunan secara langsung pada tanah bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan kualitas baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau sedikit dibwah permukaan tanah. 

Untuk memudahkan hitungan konstruksi fondasi telapak, maka digunakan beberapa anggapan praktis bahwa : 
  1. Plat pondasi adalah kaku sempurna, jadi tidak akan melengkung karena beban terpusat, dan tetap merupakan bidang lurus. 
  2. Desakan yang terjadi pada tanah dibawah dasar pondasi berbanding langsung dengan penurunan pondasi. 
  3. Karena tanah tidak dapat menahan tegangan tarik, maka bila dari hitungan secara teoritis akan timbul tegangan tarik tersebut harus diabaikan.
Gambar Detail Pondasi Telapak

Pondasi telapak umumnya berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Pada pondasi telapak yang mendukung beban sentris tanpa momen, bentuk pondasi dapat digunakan bentuk bujur sangkar, bila beban sentris yang bekerja berupa gaya tekan V, maka plat pondasi akan memberikan desakan pada tanah sebesar:
P =  ton/m2
Dimana A adalah luas pondasi
ρmin ≥ 0 adalah syarat agar pada dasar pondasi hanya terjadi tegangan desak saja, sebab tanah tidak dapat menahan tegangan tarik.

Bila beban gaya V tidak sentris (eksentris), keadaan ini sama dengan V sentris dengan momen M = V.e, dengan e adalah eksentrisitas dari gaya vertikal V.

B. Pondasi menerus


Pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya akan terhimpit satu sama lainnya. 

Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada bengunan/rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/beban bangunan umumnya dipikul oleh dinding dan diteruskan ketanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding bangunan.

Untuk bangunan kecil di atas tanah baik, pondasi menerus setengah bata cukup diletakkan pada kedalaman 60-80 cm di bawah muka tanah, bila dinding satu bata, kedalaman pondasi biasanya 80- 100 cm, sedangkan konstruksi pondasi cukup dari pasangan batu, lebar dasar pondasi umumnya dibuat tidak kurang dari dua setengah kali tebal tembok. Diatas pondasi pasangan batu perlu dipasang balok beton bertulang yang berfungsi sebagai balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding. 
Gambar Detail Pondasi Menerus

C. Pondasi rakit (raft foundation)


Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikan dekat disemua arahnya, sehingga menggunakan pondasi telapak, sisinya berhimpit satu sama lainnya.
Foto Pondasi Rakit

1. Pondasi Dalam


Pondasi dalam adalah pondasi meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan.


Jenis-Jenis Pondasi Dalam

a. Pondasi sumuran


Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (DF) dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama dengan 4, sedangkan pondasi dangkal Df/B≤1. 

Gambar & Foto Pondasi Sumuran 


b. Pondasi Tiang


Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Pada pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan pondasi sumuran. 

Dalam penggunaannya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung struktur yang didirikan di darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya yang berbeda. 

Gambar Detail Pondasi Tiang

Pondasi dalam seringkali di identikkan sebagai pondasi tiang yaitu suatu struktur pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal kesumbu tiang dengan menyerap lenturan. Pondai tiang dibuat menjadi satu kesatuan monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat dibawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. 

Dalam penggunaaanya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung struktur yang didirikan di darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya yang yang berbeda.

1. Bangunan di darat 

Biasanya tiang bore (bore & cast in situ piles) merupakan tiang ekonomis dan dapat dilaksanakan dengan diameter tiang yang cukup besar sehingga bisa menahan beban struktur atas ( upper structure) yang besar. Untuk daerah perkotaan jenis tiang ini baik digunakan karena bisa mengurangi heave, kebisingan dan getaran yang terjadi. 

Sedangkan untuk upper structure yang ringan sampai berat bisa digunakan driven dan cast situ piles karena bisa lebih ekonomis dibandingkan tiang baja maupun beton.Untuk beban upper structure yang ringan, tiang kayu cukup digunakan. 

2. Untuk bangunan di atas air 

Penggunaan baja atau profil H atau pipa lebih baik digunakan dari pada beton.Tetapi penggunaan tiang baja harus diperhatikan PH air yang tempat tiang diletakkan. Untuk air yang memiliki PH < 4 atau PH > 9 tiang harus diberi coating. 

Sedangkan untuk daerah bergelombang besar harus digunakan pipa yang berdiameter besar agar sekaligus berfungsi sebagai pemecah gelombang. 

Jenis pondasi tiang begitu banyak dan bisa diklasifikasikan berdasarkan beberapa kelompok baik menurut perpindahannya maupun menurut teknik pemasangannya.

a.     Klasifikasi pondasi tiang menurut perpindahan

1. Tiang-tiang perpindahan (tiang-tiang pancang) displacemen/piles/driven types) 
- Kayu, berpenampang bundar dan segi empat dengan sambungan atau menerus (timber pile) 
- Tiang beton (precast concrete piles) berpenampang bulat 
- Pipa baja (stell tube) dipancang dengan ujung tertutup 
- Pipa baja dengan penampang segi empat (stell box) dipancang dengan ujung tertutup. 
- Pipa baja ujungnya membesar atau mengecil (fluted & tapered steel tube) 
- Pipa baja dengan ujung tertutup dimasukkan dengan cara ditekan (jacked down stell tube with close end) 
- Pipa beton dimasukkan dengan cara ditekan ( jacked down solid concrete cylinder) 

2. Tiang-tiang perpindahan (tipe pancang dan dicor ditempat/ displacemen piles/ driven & cast in situ type) 
- Pipa baja dipancang setelah diisi atau dicor beton, pipa ditarik (stell tube driven & with drawn after palcing concrete) 
- Tiang pracetak beton yang diisi dengan beton (precast concrete shell filled with concrete) 
- Pipa baja berdinding tipis dpancang kemudian diisi beton 

3. Small displacement piles 
- Tiang pracetak beton, penampang pipa dipancang dengan penampang tiang terbuka atau salib 
- Tiang pracetak beton, penampang bulat dipancang dengan penampang terbuka atau disalib 
- Tiang profil baja H 
- Tiang baja penampang bulat/pipa, dipancang dengan ujung terbuka dan tanah dapat dibuang kalau diperlukan 
- Tiang baja berpenampang kotak, dipancang dengan ujung terbuka dan tanah dapat dibuang kalau diperlukan 
- Tanah ulir 
- Selinder ulir 

4. Tiang tanpa perpindahan (non displacement piles) 

Dilaksanakan dengan mengeluarkan tanah dengan proses pemboroan, kemudian tiang dibuat dengan meletakkan beton atau massive pada lobang bor. 
- Betonan yang dituangkan pada bor yang dibor dengan bor putar 
- Pipa-pipa yang diletakkan pada bor seperti butir satu dan diisi dengan betonan sepanjang diperlukan 
- Unit-unit tiang pracetak beton diletakkan pada lubang bor 
- Tiang baja diletakkan pada lubang bor 
- Tiang pipa diletakkan pada lubang bor 

b. Klasifikasi tiang berdasarkan teknik pemasangan 
Cara pemasangan tiang : 

T. pracetak

- Penumbukan 
- Penggetaran 
- Penanaman 

T. cor ditempat dengan mesin

- Penetrasi Alas 
- Berlawanan penggalian

Penulis: Cutmeri Mastura

Shalat Dhuha Terlengkap

Kali ini kita akan membahas tentang Doa Sholat Dhuha. Eh tidak hanya tentang doa sholat dhuha saja, saya juga di sini akan membahas tuntas s...