Selasa, 07 Desember 2010

Kisah Sukses Walt Disney

Walt Disney merupakan pionir film
animasi dan kartun. Bukan itu saja, ia juga sekaligus menemukan “cara baru” dalam
mengajar dan mendidik.
Kejeniusan Walt muncul dari kemampuannya melihat gambaran masa depan secara
keseluruhan. Pandangan dan visinya datang dari kenangan-kenangan manis di masa
kecilnya, serta keinginan kuat untuk membangun masa depan. Walt menyukai
sejarah, dan ia menggunakan teknologi untuk menghubungkan mimpi serta
tujuannya untuk membuat hidup lebih dapat dinikmati, lebih  fun. Walt adalah
jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan.
Gemar Menggambar
Bernama lengkap Walter Elias Disney, ia  dilahirkan tanggal 5 Desember 1901 di
Chicago, Illinois. Tidak lama setelah ia  lahir, keluarganya pindah ke Marcelline,
Missouri. Di sanalah Walt menghabiskan hampir seluruh masa kecilnya.
Sejak kecil, Walt sangat tertarik pada menggambar dan seni. Sewaktu berumur tujuh
tahun, ia mulai menjual sketsa dan gambar-gambarnya ke tetangga terdekat. Saking
getolnya, ia lebih suka menggambar binatang dan alam daripada mengerjakan tugas-
tugas sekolah. Pernah juga ia membuat miniatur kereta api, lengkap dengan rel dan
jalur-jalurnya.
Walt bersekolah di McKinley High School, di Chicago. Di sana, selain belajar
menggambar, ia juga belajar tentang fotografi. Pada malam hari, ia bersekolah di
Academy of Fine Arts, untuk mengasah lebih tajam kemampuan menggambarnya.
Ketika beranjak remaja, keluarga Walt pindah ke Kansas. Setelah itu, Walt terus-
menerus mengasah kemampuan artistiknya. Selain menggambar, ia juga mulai
menekuni dunia akting. Di sekolah, Walt mulai mencoba menghibur teman-
temannya dengan meniru penampilan Charlie Chaplin, tokoh pantomim idolanya.
Disaksikan para guru, Walt bercerita kepada teman-teman sekelas—sambil
memberikan ilustrasi dengan kapur di papan tulis. Sejak itu, secara sembunyi-
sembunyi, Walt keluar rumah di malam hari untuk tampil dalam  comical skits di
teater-teater lokal.
Pada 1925, Walt menikahi Lillian Bounds. Setelah tiga tahun menikah, Walt
menciptakan tokoh animasinya, Mickey Mouse. Talentanya pertama kali digunakan
pada film kartun bisu berjudul Plane Crazy. Tetapi, sebelum film itu sempat dirilis,
teknologi suara sudah diperkenalkan di industri film. Jadi Mickey Mouse memulai
debutnya pertama kali pada  Steamboat Willie, kartun pertama di dunia yang
menggunakan “synchronized sound”, yang diputar pada Colony Theatre di New
York, tahun 1928.
Terobosan-terobosan Walt untuk menyempurnakan dunia animasi terus dilakukan.
Technicolor muncul di dunia animasi pada saat produksi beberapa film-film
kartunnya tengah dibuat. Walt Disney memegang paten Technicolor selama dua
tahun. Dengan paten tersebut, ia memperoleh hak eksklusif untuk membuat film
kartun berwarna. Pada 1932, film berjudul  Flowers and Trees membawa Walt
Disney dan studionya memenangkan Academy Award  mereka yang pertama. Pada
1937, ia merilis  The Old Mill, film pendek pertama yang menggunakan teknologi
“multi-plane camera technique”.
Pada bulan Desember 1937, Snow White and The Seven Dwarfs, yang merupakan
film animasi musikal panjang, dirilis di Teater Carthay, Los Angeles. Film yang
diproduksi saat resesi ekonomi ini menelan biaya sebesar US$ 1.499.000—film ini
masih dianggap sebagai animasi yang fenomenal sampai sekarang. Lalu selama lima
tahun berikutnya, Walt Disney dan studionya menluncurkan beberapa film animasi
klasik panjang lainnya, seperti Pinocchio, Fantasia, Dumbo, dan Bambi.
Pada 1940, konstruksi studio di Burbank selesai dibangun. Saat itu, Walt Disney
memiliki lebih dari 1.000 staf, yang terdiri dari para artis, animator, pembuat cerita,
dan teknisi. Tahun 1945, Disney kembali mengeluarkan film musikal  The Three
Caballeros, yang merupakan gabungan antara animasi dan “live action”, sebuah
terobosan yang sukses seperti halnya  Song of the South dan Mary Poppins yang
fenomenal.
Pemikiran Walt brilian dan perhatiannya yang besar pada dunia pendidikan dan
edukasi, membuatnya dianugerahi penghargaan True-Life Adventure Series. Lewat
film-film seperti  The Living Desert, The Vanishing Prairie, The African Lion,  dan
White Wilderness, Disney memberikan pengetahuan yang dalam mengenai dunia
hewan-hewan liar dan menyadarkan kita akan pentingnya pelestarian alam.
Taman Hiburan
Selain melalui film, Disney juga mempesona kita dengan mimpi dan idenya untuk
membangun suatu taman hiburan. Hal itu menjadi kenyataan dengan dibangunnya
Disneyland Park pada 1955. Pembangunannya menelan biaya sebesar 17 juta dolar,
tapi taman hiburan itu dengan cepat memberikan keuntungan 10 kali lipat dengan
jumlah pengunjung 200 juta orang lebih (termasuk presiden, artis, serta keluarga
kerajaan dari seluruh dunia).
Disney juga menjadi pionir di bidang pertelevisian. Disney memulai produksi untuk
industri televisi pada 1954, mempresentasikan “full-color programming”. Hal ini
membuat The Mickey Mouse Club tiba-tiba menjadi favorit dan sangat populer pada
1950-an.
Selanjutnya, Disney membeli tanah Virgin Land sebesar 43 mil persegi, di tengah-
tengah Florida. Ia berencana membangun Disney World, lengkap dengan taman
hiburan baru, motel, hotel, dan sarana-sarana hiburan lainnya. Setelah
menghabiskan tujuh tahun persiapan, termasuk 52 bulan proses pembangunan, Walt
Disney World Resort dibuka untuk umum  pada Oktober 1971. Pada 1989, Disney-
MGM Studios Theme Park dibuka.
Beberapa tahun sebelum meninggal pada 15 Desember 1966, Walt Disney tertarik
membuka universitas untuk para profesional di bidang  performing arts. The
California Institute of the Arts ini didirikan tahun 1961. Kampus tersebut merupakan
tempat semua macam seni dan kreativitas bisa diajarkan di bawah satu atap, dalam
satu komunitas.
Selama 43 tahun kariernya di Hollywood, seiring dengan berkembangnya industri
motion pictures, Walt semakin memantapkan posisinya di industri hiburan. Ia bisa
mempromosikan produk-produknya, walau sumber ekonominya masih terbatas
pada masa awal. Walt punya empat strategi dalam mendapatkan publisitas.
Pertama, memanfaatkan dan menarik keuntungan sebesar-besarnya dari event  yang
tengah terjadi saat ini. Pada 1930, Walt merasa bahwa karakter Mickey Mouse yang
terkenal, perlu didampingi oleh seekor anjing bernama Pluto. Dengan
memanfaatkan ketenaran Mickey Mouse, otomatis ketenaran Pluto cepat terangkat
pula.
Kedua, menempatkan pegawai yang tepat di belakang produknya. Proyek  Snow
White and The Seven Dwarfs memerlukan waktu tiga tahun. Ia khawatir pers akan
mencapnya sebagai ”Disney’s Folly”. Tiba-tiba ia sadar bahwa justru sangat bagus
bila orang-orang mulai membicarakan hal ini. Selama proses produksi yang sulit dan
melelahkan itu, semua staf dan para kartunis tetap antusias dan optimis akan proyek
ini. Mereka bahkan menghabiskan waktu luang untuk menempelkan poster-poster.
Ketiga, memanfaatkan teknologi baru yang ada baik dalam kegiatan promosi,
marketing maupun proses produksi. Terkadang teknologi yang sesuai bisa sangat
membantu. Walt memanfaatkan media-media yang ada untuk promosi dan
menyebarkan publisitas.
Keempat, publisitas lebih baik daripada advertising. Walt benci iklan dan lebih suka
melakukan publisitas secara menyenangkan, yaitu dengan memperlihatkan proses
“behind the screen” dari proyek-proyek terbarunya. Ia bahkan mengecam iklan-iklan
yang terlalu banyak “menginterupsi” sehingga mengurangi ketenaran film Mickey
Mouse.
Walt Disney adalah sebuah legenda di bidang hiburan abad ke-20. Popularitasnya
dilengkapi dengan imajinasi, optimisme, serta kreativitas. Walt Disney telah
menyentuh hati, pikiran, dan emosi jutaan orang. Melalui karya-karyanya, ia turut
mendatangkan kegembiraan dan kesenangan pada semua orang di seluruh dunia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran & Kritik yg Membangun... OK!

Shalat Dhuha Terlengkap

Kali ini kita akan membahas tentang Doa Sholat Dhuha. Eh tidak hanya tentang doa sholat dhuha saja, saya juga di sini akan membahas tuntas s...